Blogger news

Senin, 11 Februari 2019

KHUTBAH JUM'AT | AMALAN MERAIH SURGA

Amalan Meraih Surga
Sumber :https://klikmu.co/khutbah-jumat-2-amalan-meraih-surga/ 


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى نَبِيِّنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَالَاهُ, وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.أَما بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوصِيْكُمْ بِنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

Hadirin yang berbahagia !

Alhamdulillah, pada siang ini kita masih mampu bersimpuh untuk melakukan sebagian bukti ketaatan kita kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala , yang telah memberikan kuatan, kesehatan dan berbagai macam nikmat , sehingga wajiblah kita meningkatkan kesyukuran kepada-Nya.. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alahi wasSalam yang telah memberikan tauladan dan bimbingan menuju kemantapan dalam berpegang pada agama Islam..


Hadirin yang berbahagia !

Sebenarnya Allah Subhaanahu wa Ta’ala telah memerintahkan dan memberikan rangsangan kepada kita agar berusaha meraih surga-Nya , dengan jalan mengakui diri masih punya banyak dosa, dan belum baik sehingga memberikan semangat kepada kita untuk membenahi dan memperbaiki diri drngan melangkah pada perbuatan yang membawa ke surga. Sebagaimana diterangkan dalam surat Ali Imron ayat : 133, yang berbunyi : “

وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” QS.Ali Imron : 133.
Hadirin yang berbahagia !

Para sahabat sangat termotivasi apa yang disabdakan nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasSalam untuk beramal sholeh guna memperoleh pahala surga, sehingga setiap Rasul Shalallhu ‘alaihi was salam memberikan rangsangan surga dalam suatu amalan , , maka mereka menyambutnya dengan semangat.

Tak seorangpun yang menolak , apabila dirinya dijamin masuk surga, sebab surga merupakan dambaan setiap muslimin wal muslimat., dan harus melalui perjuangan sebab surga didindingi dengan sesuatu yang dibenci sedangkan neraka dihiasi dengan hal-hal yang menyenangkan.. Ada banyak jalan menuju surga , hal ini memberikan pengertian kepada kita, siapa saja bisa masuk surga , asalkan dilandasi beriman kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala.

Hadirin yang berbahagia !

Ada beberapa perbuatan yang akan membawa sesorang masuk surga , antara lain : Pertama Terbebas dari penyakit Dengki. : Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pada suatu hari kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam. Beliau lalu bersabda :

يَطْلُعُ عَلَيْكُمُ الْآنَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

“Saat ini akan muncul kepada kalian seorang laki-laki dari kalangan penghuni surga.”Tiba-tiba muncul seorang laki-laki dari kalangan sahabat Anshar, jenggotnya masih meneteskan bekas air wudhu, sedang tangan kirinya memegang kedua sandalnya. Hal ini diucapkan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi was Salam. tiga kali. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was Salam kemudian berdiri dan kami pun bubar. Pada saat itulah Abdullah bin Amru bin Ash mengikuti laki-laki Anshar sebagai calon ahli surga . Rupanya Abdullah bin Amr bin Ash ingin mengetahui dari dekat amalan orang Anshar dengan bermalam di rumah orang tersebut selama tiga hari. Sebagaimana diceritakan Anas bin Malik berkata: “Abdullah bin Amru bin Ash telah menceritakan bahwa ia telah menginap di rumah sahabat Anshar tersebut selama tiga malam. Selama itu, Abdullah bin Amru tidak pernah melihatnya sedikit pun melakukan shalat malam. Jika ia terbangun di waktu malam, ia hanya membolak-balikkan badannya di atas ranjangnya, berdzikir dan bertakbir, kemudian tidur kembali. Ia baru bangun kembali jika waktunya melaksanakan shalat Subuh. Abdullah bin Amru berkata: “Ketika aku hendak berjalan pulang, tiba-tiba laki-laki Anshar itu memanggilku kembali dan berkata:

مَا هُوَ إِلَّا مَا رَأَيْتَ، غَيْرَ أَنِّي لَا أَجِدُ فِي نَفْسِي لِأَحَدٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ غِشًّا، وَلَا أَحْسُدُ أَحَدًا عَلَى خَيْرٍ أَعْطَاهُ اللهُ إِيَّاهُ

“Amalku hanyalah amal yang telah engkau lihat. Namun di dalam jiwaku sama sekali tidak pernah terbetik rasa tidak tulus terhadap seorang muslim pun, dan aku juga tidak pernah iri kepada seorang pun atas sebuah nikmat yang Allah karuniakan kepadanya.”
Mendengar penuturan tersebut, Abdullah bin Amru berkataku:

هَذِهِ الَّتِي بَلَغَتْ بِكَ، وَهِيَ الَّتِي لَا نُطِيقُ

“Inilah sebenarnya amalan yang telah mengantarkanmu kepada kedudukan tersebut. Dan justru inilah amalan yang kami belum sanggup melakukannya.”(HR. Ahmad )

Hadirin yang berbahagia !

Jalan menuju surga yang kedua adalah Memperbanyak sujud,.yakni melakukan sujud yang banyak melaui shalat wajib maupun shalat sunnah, ternyata mampu juga membawa seseorang masuk surga .Sebuah kisah yang diriwayatkan dari Rabi’ah bin Ka’b bahwa beliau berkata: Aku menginap dengan beliau Rasul Shalallahu ‘alaihi was Salam. Dan membantu beliau. dalam menyiapkan air untuk wudhu serta kebutuhan-kebutuhan yang lain. Lalu Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi was Salam bersabda: mintalah sesuatu kepadaku!. Kemudian Rabi’ah menjawab: aku meminta untuk dapat menemanimu di surga. Nabi saw. menjawab: bukan permintaan yang lainnya?. Kemudian Rabi’ah menjawab lagi dengan jawaban, Ya, hanya itu saja. Kemudian Rasul saw. bersabda: “bantulah aku untuk dirimu dengan memperbanyak sujud. (Hr. Muslim, An-Nasai, Abu Daud). Hadits di atas, memberikan keterangan kepada kita jalan masuk surga dapat ditempuh dengan memperbanyak sujud. Sebagai anjuran untuk memperbanyak sujud, ruku serta mengerjakan sholat fardhu yang ditambah dengan sholat sunnah sebagai pelengkap sholat fardhu. Sehingga dengan demikian akan membuka jalan kepada surga.

Hadirin yang berbahagia !

Alangkah bahagianya , jika kita semangat untuk meraih surga sebab memang banyak jalan menuju surga, dan tidaklah patut untuk disia-siakan . .Adapun jalan yang ketiga adalah Menyingkirkan Gangguan di Jalan. Menyingkirkan gangguan di jalan , bisa duri ,benda tajan atau apa saja yang mengganggu jalan , ternyata bisa membawa seseorang masuk ke dalam surga .Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلاً يَتَقَلَّبُ فِي الجَنَّةِ فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهاَ مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ

“Sungguh aku telah melihat seorang lelaki mondar-mandir di dalam surga dikarenakan sebuah pohon yang dia tebang dari tengah jalan yang selalu mengganggu manusia” (HR. Muslim) Dalam hadits lain :Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَي ظَهْرِ طَرِيقٍ فَقَالَ وَاللهِ لأُنَحِّيَنَّ هَذَا عَنْ المُسْلِمِينَ لَا يُؤذِيهِمْ فَأُدْخِلَ الجَنَّةَ

“Ada seorang lelaki berjalan melewati ranting pohon yang ada di tengah jalan, lalu dia berkata, ‘Demi Allah, sungguh aku akan singkirkan ranting ini dari kaum muslimin agar tidak menganggu mereka.’ Maka dia pun dimasukkan ke dalam surga.” (HR Muslim). Nah betapa mudah dan banyaknya jalan menuju surga

Hadirin yang berbahagia !

Jalan menuju surga memang banyak , semoga keterangan yang sederhana ini akan mampu memotivasi diri kita untuk beramal sholeh meskipun kecil , sekaligus menjadikan diri kita untuk menghindari perasaan lebih dari orang lain , yang akibatnya cenderung meremehkan apa yang dikerjakan orang lain.. Semoga kita selalu berada dalam ketaatan kepada-Nya , sehingga dapatkan ridlo-Nya.

بَارَكَ ا للهُ لِيْ وَلَكُمْ فيِ االْقُرْأَ نِ ا لْعَظِيْمِ وَنَفعَنِيْ وَ إِ يَّا كُمْ بمَِا فِيْهِ مِنْ ذِكْرِ ا لحَْكِيْمِ إِ نَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ ا لْعَلِيْمُ

Khutbah Kedua :

Hadirin yang berbahagia !

Ternyata meraih surga bukanlah monopoli orang yang kaya , mereka yang punya kedudukan tinggi, punya nama yang melejit karena kemampuan yang dimiliki , namun surga dapat dimiliki setiap orang Islam dalam tingkatan , dengan berbagai macam cara. Sebab kemulyaan menurut pandangan Allah Subhaanhu wa Ta’ala adalah ketkwaannya., sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur-an surat Al-Hujurat ayat 13:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ﴿١٣﴾

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.QS.Al-Hujurat : 13.”Untuk itu, , marilah kita memanjatkan do’a kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala yang telah memberikan berbagai macam nikmat dengan merendahkan diri di hadapan-Nya:
.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، ٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .

Sumber :https://klikmu.co/khutbah-jumat-2-amalan-meraih-surga

Rabu, 06 Februari 2019

PENGIRIMAN TITIK KOORDINAT SESI 3 (TERAKHIR)


Diinformasikan kepada Seluruh Siswa SMP Muhammadiyah 1 Purbolinggo bahwasannya formulir pengiriman titik koordinat untuk siswa telah dibuka kembali hingga akhir bulan Maret. Bagi siswa yang belum mengirim titik koordinat lokasi tempat tinggalnya agar dapat segera mengirimkan. Daftar siswa yang belum mengirim sudah ditempel di mading sekolah atau bisa kilik link disini untuk melihatnya.

Pengiriman titik koordinat diwajibkan bagi kelas VII, VIII dan IX guna melengkapi data Dapodik. Bagi yang tidak mengirim sudah dipastikan data Dapodiknya Tidak Valid. Berikut link untuk mengirim titik koordinat :


Bagi siswa yang belum bisa menentukan titik koordinat tempat tinggalnya silahkan lihat video tutorial dibawah ini :





KEUTAMAAN SHOLAT DHUHA




Keutamaan Shalat Dhuha
Dhuha menurut ahli fikih adalah waktu di antara saat matahari mulai naik hingga ketika matahari mulai condong. Jadi shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu tersebut.
 
Keutamaan Sholat Dhuha Dan Cara Melaksanakannya

·         HUKUM SHALAT DHUHA

Pandangan para ulama tentang hukum mengerjakan shalat Dhuha adalah seperti berikut:

1. Sunat secara mutlak dan dikerjakan setiap hari
2. Sunat namun tidak didirikan setiap hari secara terus menerus.
3. Tidak disunatkan.
4. Disunatkan karena faktor tertentu seperti untuk mereka yang tertinggal mengerjakan shalat Qiyam al-Lail maka digantikan shalat tersebut dengan mengerjakan shalat pada waktu dhuha.

Pendapat yang paling tepat dan dipegang oleh jumhur ulama (mayoritas ulama’) adalah shalat Dhuha termasuk amalan sunat mu'akkadah dan dianjurkan untuk dilakukan secara rutin. Ini adalah karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selalu mengerjakannya, menganjurkan para sahabat untuk mengerjakannya malah beliau pernah mewasiatkan hal itu kepada beberapa sahabat. Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anh, dia berkata:

أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلاَثٍ

صِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَام.َ

Artinya :

Kekasihku shallallahu 'alaihi wasallam telah mewasiatkan kepadaku tiga hal yang tidak akan pernah aku tinggalkan hingga akhir hayatku; berpuasa tiga hari setiap bulan (hijriyah), mengerjakan dua rakaat shalat Dhuha dan mengerjakan shalat Witir sebelum tidur - Hadis riwayat Imam al-Bukhari dalam Shahih, kitab al-Shaum, no: 1981.

Meskipun wasiat ini ditujukan kepada seorang sahabat tetapi anjuran tersebut mencakup untuk seluruh umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam kecuali jika terdapat lafal yang menunjukkan ia memang khusus untuk sahabat tersebut. Ternyata lafadz tersebut berbentuk umum apalagi beliau juga pernah mewasiatkan hal yang sama kepada Abu Darda' radhiallahu 'anh, dia berkata:

أَوْصَانِي حَبِيبِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلاَثٍ لَنْ أَدَعَهُنَّ مَا عِشْتُ

بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلاَةِ الضُّحَى وَبِأَنْ لاَ أَنَامَ حَتَّى أُوتِرَ.


maksudnya:
Kekasihku shallallahu 'alaihi wasallam pernah mewasiatkan kepadaku tiga hal yang tidak akan pernah aku tinggalkan hingga akhir hayatku; berpuasa tiga hari setiap bulan (hijrah), mengerjakan shalat Dhuha dan tidak tidur sebelum mengerjakan shalat Witir. - Hadis riwayat Imam Muslim dalam Shahihnya, KitabSholaatul Musaafiriin wa Qashruhaa, no: 722.


·         KEUTAMAAN MENGERJAKAN SHOLAT DHUHA

 Sebagai Amalan Berbentuk Sedekah
Untuk setiap sendi serta ruas-ruas tulang harus mengeluarkan sedekah untuk menunjukkan ketaatan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan shalat Dhuha adalah amalan yang dapat menunaikan tanggung jawab tersebut. Dari Abu Dzarr radhiallahu 'anh, dari Nabi shallallahu' alaihi wasallam, beliau bersabda:


يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ

وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ

وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى.

 Artinya:

Untuk tiap-tiap ruas dari anggota tubuh salah seorang di antara kalian harus dikeluarkan sedekahnya setiap pagi hari. Setiap tasbih (Subhaanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (Laa Ilaaha Illallah) adalah sedekah, setiap takbir (Allahu Akbar) adalah sedekah, menyuruh untuk berbuat baik juga sedekah, dan mencegah kemunkaran juga sedekah. Dan semua itu bisa diganti dengan dua rakaat shalat Dhuha. - Hadis riwayat Imam Muslim dalam Shahihnya, kitab Sholaatul Musaafiriin wa Qashruha, no: 720.

 Allah Memberi Rezeki Yang Cukup Sepanjang Siang Hari

Bagi mereka yang mengerjakan shalat Dhuha Allah SWT senantiasa mencukupkan segala kebutuhan seseorang sepanjang siang hari. Dari Nu'aim bin Hammar, dia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam bersabda Allah Azza Wa Jalla berfirman:

يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُعْجِزْنِي مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فِي أَوَّلِ نَهَارِكَ أَكْفِكَ آخِرَهُ.

Artinya :

Wahai anak Adam, janganlah engkau sampai tertinggal untuk mengerjakan shalat empat rakaat di awal siang (waktu Dhuha), niscaya Aku akan memberi kecukupan kepadamu sampai akhir siang. - Hadis riwayat Imam Abu Dawud dalam Sunannya, Kitab al-Sholaah, no: 1097.

 Mendapat Pahala Sebagaimana Mengerjakan Haji Dan Umrah

Bagi mereka yang melakukan shalat Subuh berjamaah lalu tetap berada dalam masjid dengan berzikir kepada Allah dan mengerjakan shalat Dhuha pada awal terbitnya matahari maka dia mendapat pahala seperti mengerjakan haji dan umrah. Dari Anas radhiallahu 'anh, dia berkata: Rasulullah shallallahu' alaihi wasallam bersabda:


مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ

ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ.

Artinya:

Barangsiapa melakukan shalat Subuh berjamaah lalu sesudah itu dia tetap duduk (di masjid) untuk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit (dan meningkat), kemudian shalat (Dhuha) dua rakaat maka dia akan mendapat pahala seperti pahala haji dan umrah. Dia berkata (Anas), Rasulullah bersabda: Yang sempurna, Yang Sempurna, Yang Sempurna. - Hadis riwayat Imam al-Tirmidzi dalam Sunannya, Kitab al-Jumu'ah, no: 535.

 Sebagai Shalatnya Orang Yang Bertaubat

Shalat Dhuha adalah termasuk shalat untuk orang-orang yang bertobat (Sholat Awwabin). Dari Zaid bin Arqam bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar menuju tempat Ahli Quba' yang ketika itu mereka sedang mengerjakan shalat Dhuha. Beliau lalu bersabda:

صلاة الأوابين حين ترمض الفصال.
Artinya:
Shalat Awwabin (orang-orang yang taubat) dilakukan pada saat teriknya matahari. - Hadis riwayat Imam Muslim dalam Shahihnya, kitab Sholaatul Musaafiriin wa Qashruhaa, no: 748.


·         CARA MELAKSANAKAN  SOLAT DHUHA

 Waktu Mengerjakan Shalat Dhuha

Waktu untuk mengerjakan shalat Dhuha adalah saat matahari mulai naik yaitu setelah berakhirnya waktu yang diharamkan shalat setelah shalat Subuh (12 menit setelah matahari terbit atau untuk lebih berhati-hati laksanakannya setelah 15 menit) hingga sebelum matahari condong atau tergelincir ketika siang (10 menit sebelum masuk waktu Zuhur atau untuk lebih berhati-hati laksanakannya sebelum 15 menit). Menurut Syaikh al-'Utsaimin di dalam Asy-Syarhul Mumti':

Jika demikian, waktu shalat Dhuha dimulai setelah keluar dari waktu larangan shalat di awal siang hari (pagi hari) sampai adanya larangan saat tengah hari.

Selasa, 05 Februari 2019

KHUTBAH JUM'AT | PENTINGYA BERHATI-HATI



Pentingnya Berhati-hati

http://www.suaramuhammadiyah.id/2018/12/13/pentingnya-berhati-hati/



إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

 اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah Jumat rakhimakumullah!  

Alangkah terpuji hamba yang selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah swt. berikan. Dan semoga kita tidak tergolong hamba yang kufur terhadap-Nya. Setiap apapun yang Allah berikan adalah cara Allah menguji seberapa tingkat kecintaan kita pada-Nya yang dengan keluasan rahmat-Nya semoga kita mendapat cinta-Nya yang tak terbatas dan tiada dua.

Shalawat dan salam kita hatur dan tunjukkan kepada Baginda Muhammad saw. Yang semoga kita termasuk golongan manusia yang mencintai pribadinya dan mengikuti langkah hidupnya. Dan mari kita setia menapaki jalan menuju ketaqwaan dan kepasrahan kepada Allah. Selalu mawas diri dan rendah hati kepada semua makhluq. Agar kita menjadi ummat yang radhiyatan mardhiyatan. Ridha kepada Allah dan Allah ridha kepada kita.

Jamaah Jumat rakhimakumullah!  

Kita sedang dihadapkan pada zaman dimana akses informasi begitu mudahnya kita dapatkan. Segala pengetahuan juga tidak sulit kita peroleh. Dalam era digital seperti ini, begitu banyak bertebaran hal-hal yang sebelumnya sama sekali tidak pernah kita ketahui lantas sekejap dapat kita ketahui. Dari lingkungan sekitar kita sampai ke seluruh penjuru dunia.

Barangkali telah banyak muballigh, ustaz, kiai, atau ulama di berbagai mimbar di berbagai tempat yang selalu menasehatkan agar bersikap arif dan bijaksana dalam menerima informasi yang bertebaran. Salah satunya dengan memegang teguh prinsip tabayyun atau konfirmatif dalam mengolah informasi yang kita terima. Prinsip ini dapat selalu kita berlakukan dalam banyak aspek yang berkaitan dengan kabar, informasi, berita atau pengetahuan. Prinsip ini bahkan dititahkan langsung oleh Allah swt. dalam QS. Al-Hujurat ayat 6 yang berbunyi:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidikilah (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak mencelakakan suatu kaum dengan kebodohan (kecerobohan) sehingga menjadikan kamu menyesali apa yang kamu telah lakukan.”

Standar “orang fasik” ini begitu sulit kita ukur. Bahkan bisa jadi kita tidak pernah mampu selesai mengukurnya. Karena barangkali memang, kita tidak pernah mempunyai hak untuk memberi sematan dan penilaian apapun kepada orang lain. Maka berlakulah prinsip umum. Seluruh kabar yang datang, sangat perlu untuk kita telisik dan selidiki sehingga tidak dengan begitu saja kita telan tanpa terlebih dahulu kita kunyah masak-masak. Apalagi untuk lantas menyebarkan berita atau informasi kepada orang lain. Agar dapat kita hindarkan apa yang telah Allah swt. wanti-wantikan yakni agar setiap berita yang kita sebarluaskan tidak menyebabkan suatu kaum celaka dengan kebodohan atau kecerobohan. Nauzubillah.

Jamaah Jumat rakhimakumullah!  

Prinsip tabayyun dalam berhadapan dengan informasi pada akhirnya akan membetuk sikap kehati-hatian dalam diri kita. Sikap berhati-hati inilah yang dirasa masih kering dan belum hidup dalam sanubari kita masing-masing sebagai seorang muslim. Padahal, berhati-hati adalah merupakan karakter atau identitas kepribadian seorang muslim. Berhati-hati dapat menghindarkan kita dari sikap ceroboh. Yang apabila tidak berhati-hati pada akhirnya kecerobohan itu akan berdampak buruk bagi diri kita sendiri dan tentu akan berdampak buruk pula bagi orang lain. Terlebih dalam era informasi seperti sekarang ini. Sikap kehati-hatian perlu kita tanam dalam-dalam.

Selain untuk menghadapi kabar atau informasi, sikap berhati-hati juga harus kita terapkan ketika bertemu dengan pihak atau orang lain. Terlebih kepada orang atau sosok yang baru kita kenal atau sama sekali belum kita kenal. Perlu proses yang panjang untuk akhirnya kita memperoleh kepastian tentang siapa sebenarnya orang atau pihak lain yang sedang kita perhatikan tersebut.

Rasulullah saw. telah banyak memberikan tauladan berkaitan dengan sikap kehati-hatian yang tentu wajib kita tiru dan berlakukan dalam kehidupan keseharian. Ketika berhadapan dengan orang munafik sekalipun, Rasulullah tidak pernah serta merta menghardiknya atau mengabarkan kepada orang lain perihal kemunafikan orang tersebut. Sikap yang Rasulullah cerminkan adalah berdiam dan berpaling wajah.

Realitas atau fakta yang sering kita temukan hari-hari ini telah berpaling dari firman Allah swt. dalam QS. Al Hujurat setalah ayat yang berkaitan dengan prinsip tabayyun tadi. Yakni pada ayat 11 yang berbunyi:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang dilok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang dilok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruknya panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Jamaah Jumat rakhimakumullah!  

Mari sejenak kita renungkan baik-baik firman Allah swt. tersebut dalam relung hati kita masing-masing. Sudahkah satu ayat dari sekian ribu ayat dalam Quran itu telah kita pegang teguh sebagai bentuk ketaatan kepada Allah swt. agar Allah swt. meridhai kita sebagai hamba-Nya?

Minimal dengan mengambil pilihan menahan diri terhadap keinginan kita untuk memandang rendah bahkan mengolok-olok orang lain apalagi saudara kita sendiri. Karena sebagaimana firman di atas, boleh jadi orang atau saudara kita lebih baik dari kita sendiri. Dapat dengan sederhana kita simpulkan bahwa sekali lagi, kita tidak pernah diberi hak oleh Allah untuk merendahkan orang lain maupun menyematkan gelar-gelar yang buruk apalagi menilai orang lain serta merta buruk di mata kita.

QS Al-Hujurat yat ke-6 menegaskan sikap tabayyun dan ayat ke-11 menancapkan prinsip berhati-hati. Maka mari kita sepakati bersama bahwa kedua hal tersebut adalah merupakan ciri atau watak seorang muslim agar tercapai posisi kita menjadi seorang yang beriman, mukmin.

Kita berharap segala bentuk keributan dan saling sikut di dunia maya terlebih di dunia nyata dapat lekas mereda. Harus kita mulai kepada diri kita pribadi. Untuk bersikap konfirmatif terhadap apa saja yang kita hadapi dan selalu berhati-hati. Mari kita ciptakan suasana yang damai dan aman bagi semuanya. Sehingga identitas rahmatan lil ‘alamin dapat benar-benar hidup dengan menanam kehati-hatian terhadap sesama dan selalu mawas diri terhadap diri kita sendiri.

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَ لَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ العَظِيْمِ  وَ نَفَعَنِيْ وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَ تَقَبَّلَ اللهُ مِنّيْ وَ مِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

الْحَمْدَ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ  وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ فِيْ سُنَتِهِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ اِتَّقُوا اللهَ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.  اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يِوْمِ الدِّيْنِ.


Sumber : http://www.suaramuhammadiyah.id/2018/12/13/pentingnya-berhati-hati/

Kiriman Lainnya